Siapa bilang Papua menyeramkan ?

Papua pulau paling timur Indonesia ternyata menyimpan kedamaian, nilai-nilai religius dan menyimpan keindahan alam yang mempesona serta kekayaan budaya yang mengagumkan.

Nama Papua berasal dari kata dalam bahasa melayu yaitu “Pua-Pua” yang berarti rambut keriting dan kemudian disingkat Papua.

Sangat disayangkan, selama ini opini yang terbentuk dari pemberitaan maupun informasi berbagai media, Papua adalah pulau yang menyeramkan dan pulau yang penuh konflik. Mungkin itu ada dan fakta, namun jika pemberitaan yang tidak berimbang terhadap peristiwa yang terjadi di Papua akan membuat opini yang berkembang dimasyarakat Indonesia maupun dunia terhadap Pulau Papua menjadi kurang baik. Opini yang kurang baik akan merugikan masyarakat Papua dan membawa dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat Papua dikemudian hari jika terus berkelanjutan.

Opini seperti itupun membuat perasaan saya takut saat pertama turun dari pesawat dan menginjakan kaki di tanah Papua, merasa tidak nyaman seperti perasaan takut akan memasuki daerah yang menyeramkan.

Mendarat di Bandara Rendani, Papua



Ternyata opini tersebut tidak benar, Setelah saya menginjakan kaki di Pulau Papua khususnya di kota Manokwari, Provinsi Papua Barat mendapatkan sebuah kehidupan yang penuh kasih, penuh kedamaian dan masyarakatnya yang bersahabat serta memiliki toleransi antar pemeluk agama yang cukup tinggi.

Pulau Mansiman sebagai Pulau Wisata Rohani umat Kristiani

Memang Kota Manokwari memiliki sejarah tersendiri bagi masyarakat Papua. Awal peradaban kehidupan di tanah Papua berawal disini, di Pulau Mansinam. Pulau ini merupakan tempat bersejarah masyarakat Papua, “the gate civilisation’, yang merupakan tempat awal datangnya 2 pendeta Ottow dan Geisher pada 5 Februari 1855, dengan diantar oleh Kesultanan Tidore (seorang muslim).

Sultan Tidore yang dogmanya Islam. Disaat residen Belanda menjelaskan kepada Sultan bahwa Ottow dan geissler mereka adalah Peneliti Alam. Tetapi Sultan yang sudah lama mengetahui identitas mereka, berkata “ah mereka kan missionaries pekabaran Injil” jangan merubah status mereka, biarkan mereka menyebarkan ke Kristenan mereka. Maka Sultan memberikan surat Ijinbagi mereka bahkan memerintahkan kepada para kepala suku untuk melindungi dan menolong mereka jika mereka kekurangan makanan.

Ini merupakan simbol harmoni sosial dalam sejarah peradaban orang Papua.

Pulau Mansinam merupakan tempat wisata rohani bagi umat kristiani disamping keindahan alamnya yang mempesona, dihiasi oleh air laut yang jernih dan pasir putih yang eksotis.

Situs Perkabaran Injil Pulau Mansiman,Papua


Di pulau ini juga terdapat gereja dan Situs Pekabaran Injil yang menandakan masuknya 2 pendeta Ottow dan Geisher pada 5 Februari 1855 yang telah merubah kehidupan masyarakat Papua ke sebuah peradaban baru. Sejak kedatangan Ottow dan Geisher Masyarakat Papua mulai mengenal agama, mengenal pendidikan, dan kehidupan yang lebih modern dan bermartabat.

Dipulau ini juga memiliki sumber air tawar yang lokasinya berada dibelakang gereja. Air ini dipercayai sebagai air suci bagi umat Kristiani di tanah Papua.

Masyarakat Papua sedang Mengambil Air Suci Pulau Mansinam


Masyarakat Papua berdatangan untuk merayakan PI ke 157 di Pulau Mansinam



Arak-arakan keliling Kota menyambut Pekabaran Injil ke 157 di Kota Manokwari


Kebetulan saat saya datang ke Papua tepat pada Perayaan Pengkabaran Injil ke 157. Suasana kota Manokawari begitu meriah menyambut Perayaan Pengkabaran Injil ke 157. Pada hari Sabtu 4/2/12 mereka mengadakan pawai keliling kota dengan menyanyikan lagu-lagu rohani yang diiringi alat musik tradisional dan modern berkeliling kota. Inilah keceriaan masyarakat Papua dalam menyambut HUT Pekabaran Injil ke 157 di Tanah Papua.



Seorang Dirigen memimpin Group Band berpakaian Adat Papua


Kaum Perempuan dan Anak-anak dengan suka cita dan rasa Bahagia
mengikuti Peringatan Pekabaran Injil ke 157 di Tanah Papua


Lagu-lagu Papua diiringi dengan alat music tradisional terdengar merdu
dan Menciptakan Kedamaian


Keindahan Pulau Mansinam

Pulau Mansinam menyimpan keindahan alam yang indah, pantainya yang jernih dan dihiasi pasir putih serta pohon kelapa yang melambai-lambai membuat sebuah suasana yang menawan.

Pantai yang jernih dan Pasir Putih yang Cantik


Alat Transportasi dari Kota Manokwari dengan Speadboad atau Kapal nelayan Kayu


Kesimpulan

Kesan menyeramkan dari tanah Papua ternyata menyimpan masyarakatnya religius dan penuh kasih, penuh kedamaian, masyarakatnya yang ramah terhadap para wisatawan yang ingin menikmati wisata rohani maupun wisata alam yang penuh keindahan dan masih belum tersentuh modernisasi.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Siapa bilang Papua menyeramkan ?"

Post a Comment